Judul : Art Organ
link : Art Organ
Art Organ
Author: Aslan Yakuza
Police line terpasang di depan sebuah rumah mewah yang letaknya agak jauh dari desa. Rumah seorang pengusaha buah naga itu kini ramai di datangi warga desa, setelah mendapat kabar bawah pemiliknya tewas dibunuh dini hari tadi. Warga yang rela berdesak-desakan itu hanya bisa menonton aksi polisi yang melakukan olah TKP dari jauh. Mereka yang mendapat isu kalau tubuh korban tak lagi utuh menunggu-nunggu kebenaran itu. Semua dilanda rasa penasaran. Ingin tahu bagian tubuh mana yang hilang.
Tapi sayang, korban dibawa ke luar dengan kantung mayat yang langsung dimasukkan ke dalam Ambulan. Warga seolah kecewa karena tidak bisa melihat korban dengan mata kepala mereka. Tapi, pertanyaan seorang wartawan kepada salah satu penyidik cukup memberi kejelasan bagi warga yang hadir di sana.
"Ini jelas kasus pembunuhan. Korban ditemukan tewas mengenaskan dengan satu bagian tangan yang hilang," ujar salah satu polisi yang menyelidiki kasus pembunuhan itu, "dugaan kami sementara, korban dianiaya terlebih dulu, sebelum dibunuh dan dipotong tangannya. Karena, terdapat banyak sekali luka lebam di tubuh korban," terang polisi itu menutup pembicaraan.
Kasus ini adalah kasus kedua dalam satu bulan terakhir. Korban pertama adalah seorang wanita muda yang ditemukan tewas di jalan perdesaan itu. Motifnyapun sama, pelaku memotong lengan korban usai membunuhnya.
Kejadian ini jelas membuat polisi harus bekerja ekstra untuk mengungkap pelaku di balik kasus pembunuhan yang tergolong sadis ini.
***
Di dalam ruangan yang minim penerangan, nampak seseorang tengah membungkus potongan tangan yang masih menyisakan bercak-bercak darah. Ia lalu menaruhnya di atas meja, tepat di dekat potongan tangan yang terlihat agak kecut.
Orang itu memakai topi yang sengaja ia tundukkan, membuat wajahnya tidak terlihat begitu jelas. Kemudian ia melangkah ke arah di mana terdapat banyak senjata tajam yang tersusun di ruangan itu. Dia menatapnya satu per satu, sebelum memilih sebilah parang dan belati yang kemudian ia masukkan dalam tas hitam.
***
Di sebuah cafe, nampak seorang wanita cantik bertubuh mungil tengah sibuk memainkan ponselnya. Sesekali ia menengok kanan-kiri, nampaknya ia lagi menunggu seseorang yang akan datang menemuinya.
Tidak berselang lama, muncullah laki-laki yang memakai topi dan membawa tas hitam. Laki-laki itu langsung duduk pada kursi di meja yang sama dengan wanita itu.
"Maaf, membuatmu lama menunggu," ujar laki-laki bertopi itu.
"Ah, kamu! Darimana saja?" tanya si wanita, setengah terkejut akan kedatangannya.
"Tadi ada urusan mendadak, makanya aku ke sininya telat."
"Hmmm, soal karya, kan?"
"Iya."
"Bagas! Bagas ...! Kamu itu masih aja kek dulu. Kalo usrusan karya, aku jadi nomor dua. Makanya aku nggak bisa nerima kamu waktu itu," ungkap wanita cantik bertubuh mungil itu.
"Aku minta maaf soal itu. Tapi, aku tetap akan membuat wajah cantikmu itu hanya menatapku, Bella!" ujar laki-laki bertopi itu, yang ternyata bernama Bagas.
"Hahaha! Gimana caranya? Memangnya kamu mau nutupi muka aku pake apa? Biar nggak diliatin orang lain. Hahaha!" Bella tertawa geli.
"Pada saatnya, kau akan tahu sendiri. Maaf, aku tidak bisa lama-lama di sini!" jawab Bagas, lalu beranjak meninggalkan Bella sendiri.
***
Kembali, kasus pembunuhanpun terjadi. Korban ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh terpotong-potong. Polisi yang menyisir tempat kejadian perkara sampai geleng kepala. Bagaimana tidak? Pelaku memotong bagian pinggang, lengan, dan leher korban yang ditinggalkan. Sementara tubuh pria malang itu, tak berada di sana. Anehnya, tidak satupun barang-barang korban yang hilang. Pelaku hanya membunuh dan mengambil bagian tubuh korbannya saja, tanpa menguras harta benda mereka. Kasus ini semakin membuat polisi bingung akan motif dibalik pembunuhan tersebut, meskipun polisi sudah menetapkan pelaku pembunuhan adalah orang yang sama.
***
Mobil sedan merah berhenti di depan sebuah rumah kayu yang pelatarannya terdapat bermacam patung berbagai bentuk dan ukuran. Patung-patung kayu yang dipahat itu terkesan hidup dan memukau. Membuat sang pemilik sedan merah itu semakin tak sabar bertemu dengan pembuatnya.
Bersama sang istri, pemilik sedan yang tubuhnya gempal berkepala pelotos itu segera masuk ke dalam rumah kayu tersebut. Di dalam rumah, ia dan istrinya dibuat ternganga dengan bermacam karya seni terpajang di sana.
'Selamat Datang' tulisan yang terpampang di atas seekor kukakng yang diawetkan. Suami istri itu makin tak sabar lagi ketemu sang pemilik rumah sekaligus seniman yang membuat karya itu semua.
Saat tengah asyik melihat-lihat hasil karya tangan berbakat di sana. Pasangan suami istri itu dikejutkan dengan kemunculan seseorang yang membalut tubuhnya dengan jubah dan memutupi wajah dengan topeng tengkorak. Ia juga melengkapi dirinya dengan sebilah kapak besar.
"Mengejutkan saja!" ucap laki-laki berkepala pelotos itu.
"Apa kau pemilik tempat ini?" sambung sang istri.
Tapi, bukan jawaban yang diberi, melainkan ayunan kapak yang diarahkan pada pasangan suami istri itu. Dalam jarak yang begitu dekat, pasangan suami istri itu tidak bisa menghindar lagi. Keduanya terbaring dengan perut basah karena darah. Kapak yang di arahkan kepada mereka tepat mengenai perut mereka berdua.
"Tidak! Apa yang akan kaulakukan?"
Tidak ada jawaban. Seseorang yang memakai jubah dan bertopeng itu malah mengangkat kapaknya yang langsung di arahkan pada laki-laki berkepala pelotos itu. Seketika, tubuh pria berkepala pelotos itu kejang, setelah kapak besar itu menebas lehernya hingga nyaris putus. Sedang sang istri yang berada tepat di sisinya tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya histeris melihat darah yang mengucur deras dari leher suaminya.
Lantas seseorang yang bertopeng itu menoleh kepada si wanita yang terbaring sembari menangis dan memegangi perutnya yang terluka.
"Tidak! Kumohon ... jangan bunuh aku," lirih wanita itu.
Tetapi, permohonannya itu tidak membuat hati seseorang berhati iblis di balik topeng itu luluh. Dengan kapak berlumur darah, ia menghabisi wanita itu dengan cara membacok wajahnya hingga nyaris tak berbentuk lagi. Kedua pasangan suami itu tewas di tangannya.
Seseorang bertopeng itu kemudian memotong kaki bagian kanan si wanita dan kaki bagian kiri milik yang laki-laki. Setelah itu ia menyeret jasad kedua korbannya ke halaman belakang rumahnya, dan menguburkan mereka di sana.
***
Entah apa penyebabnya, perasaan Bella mendadak tak enak saat dalam perjalanan menuju rumah Bagas. Bella yang mendapat undangan makan malam di rumah Bagas itu merasa sesuatu yang buruk akan menimpanya, tetapi ... ia tidak mau membuat Bagas kecewa.
Setiba di rumah Bagas, Bella dibuat heran dengan adanya sebuah sedan mewah di depan rumah Bagas. Bella tahu, dari dulu Bagas tidak menyukai hidup mewah, lantas mobil siapa yang terparkir di sana?
Bella tak mau pusing memikirkannya, mungkin jawabannya akan ada setelah bertanya pada pemilik rumah.
Bella tak mau pusing memikirkannya, mungkin jawabannya akan ada setelah bertanya pada pemilik rumah.
Seperti biasanya, pintu depan rumah Bagas tak pernah dikunci. Bella langsung masuk sambil memanggil-manggil Bagas, sahabatnya itu. Namun, Bella tidak mendapat jawaban meski sudah memanggil-manggil Bagas. Bella berjalan menuju ruang makan, dan ternyata Bagas sudah berada di sana bersama hidangan yang cukup mewah.
"Di sini kau rupanya. Aku kira ke mana!" ujar Bella lega, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Bagas.
Bagas diam saja. Ia hanya menatap Bella dengan sorot mata tajam yang tak biasa.
"Gas ...! Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Bella, melihat tatapan Bagas yang beringas.
Bagas masih diam saja. Namun, tak berselang lama, ia membalikkan meja--membuat semua makanan tumpah ke arah Bella.
"Bagas! Kau kenapa?" panik Bella.
Bagas tidak menjawab apa-apa. Ia melah menarik kapak yang sendari tadi ia sembunyikan di belakang kursinya. Sadar nyawanya terancam, Bella pun lari sambil menekan-nekan ponselnya dengan tangan gemetar. Akan tetapi, kecepatan laki-laki jauh lebih cepat dibanding perempuan.
Bella tersungkur dengan pundak berdarah, usai terkena kapak yang Bagas arahkan kepadanya. Bella menangis sambil memohon kepada sahabatnya itu agar ia sadar dan tidak berbuat lebih jauh. Tetapi, Bagas seperti dirasuki iblis. Dengan sadis ia membacok dada Bella sampai ia tak lagi bernyawa. Setelah itu, Bagas memenggal kepala Bella, yang kemudian ia bawa dalam sebuah ruangan yang tak begitu terang di rumahnya itu.
***
Dua tahun berlalu.
Kasus pembunuhan yang dulu sempat menggegerkan akhirnya terungkap. Bagas ditetapkan sebagai tersangka atas kematian enam orang. Setelah diperiksa kejiwaan, Bagas dinyatakan mengalami skizofrenia. Namun yang membuat polisi tercengang, ialah sebuah patung yang ditemukan di rumah Bagas, yang terbuat dari organ tubuh keenam korbannya. Patung yang dinamakan Bagas, Art Organ itu berdiri tegak dan terlihat amat menakutkan.
Kasus pembunuhan yang dulu sempat menggegerkan akhirnya terungkap. Bagas ditetapkan sebagai tersangka atas kematian enam orang. Setelah diperiksa kejiwaan, Bagas dinyatakan mengalami skizofrenia. Namun yang membuat polisi tercengang, ialah sebuah patung yang ditemukan di rumah Bagas, yang terbuat dari organ tubuh keenam korbannya. Patung yang dinamakan Bagas, Art Organ itu berdiri tegak dan terlihat amat menakutkan.
Selesai.
Demikianlah Artikel Art Organ
Sekianlah artikel Art Organ kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Art Organ dengan alamat link https://ceritahororhantuseram.blogspot.com/2017/06/art-organ.html