Misteri Rumah Gobin

Misteri Rumah Gobin - Hallo sahabat kumpulan cerita horor seram dan novel indonesia, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Misteri Rumah Gobin, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Cerita Seram, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Misteri Rumah Gobin
link : Misteri Rumah Gobin

Baca juga


Misteri Rumah Gobin




Author: Aslan Yakuza
Rumah tua yang terletak di sudut kota itu sudah lama tak lagi dihuni pemiliknya. Rumah kayu yang tidak terlalu besar itu kabarnya berhantu, membuat siapa saja yang tinggal di rumah itu tidak akan betah.
Banyak beredar cerita mengenai keangkeran rumah tersebut. Kerap kali orang yang melintasi rumah akan diganggu oleh roh halus yang menunggu rumah tersebut. Tak sedikit pengakuan orang pernah melihat sosok perempuan dan dua anak kecil di ambang pintu rumah itu. Keterangan mereka, wajah dari sosok yang mereka lihat hancur, dan berdarah-darah.
Berbagai cerita tersebut menarik minat kami untuk membuktikan kebenaran yang ada pada rumah tua itu. Di awali dari Senin pagi, aku dan rekanku mendatangi lokasi rumah itu berdiri. Kesan pertama yang kami rasa setiba di sana ialah; kengerian. Rumput liar tumbuh lebat di sekitar rumah tersebut, bahkan ada yang menjalar naik ke jendela lantai dua. Cat rumah itu sudah benar-benar pudar, beberapa kaca jendela juga sudah pecah, bahkan beberapa papan lantai depan ada yang patah.
Kami semakin percaya akan adanya kehidupan lain di rumah itu. Aura mistis makin terasa ketika kami membuka paksa pintu rumah. Tak ada barang-barang berharga di sana, adanya cuma beberapa kursi, meja, dan almari yang mulai keropos dimakan usia.
Kami mulai menyisir seisi rumah, melihat beberapa kamar yang ada di sana. Nampak dipan kayu berdebu jadi penunggu setiap kamar di rumah itu. Aku dan rekanku akhirnya setuju untuk melakukan investigasi di rumah itu.
Kami mulai memasang kamera di beberapa sudut rumah tersebut, setelah membersihkan kamar masing-masing yang akan kami tumpangi sementara. Perlenhkapan yang kami siapkan baru terselesaikan saat malam tiba. Kami beristirahat di masing-masing kamar sambil memantau situasi rumah itu dari monitor yang terhubung ke semua kamera yang terpasang.
12.45, tidak ada apa-apa yang tertangkap kamera. Mungkin karena lelah, aku malah tertidur di malam pertama.
Esok harinya, aku memutar ulang rekaman semalam. Tidak satupun keanehan yang tertangkap kamera, temanku yang berjaga hingga fajar tiba juga berkata tak mendengar apalagi melihat apa-apa. Namun, kami tidak menyerah. Kami terus melanjutkan investigasi di rumah itu.
Pada malam kedua, kami juga tidak mendapat hasil yang memuaskan. Hanya beberapa suara-suara aneh yang tertangkap mikrofon kami.
Di Rabu malam, kami sedikit medapat bukti bahwa rumah itu memang berhantu. Setelah kamera kami menangkap beberapa kelebat bayangan putih dan hitam di ruang tengah dan belakang. Namun, hanya kelebat bayangan--bukan penampakan seperti yang diceritakan orang-orang.
Akan tetapi, pada Kamis malam barulah kami mendapat bukti akurat. Sosok yang diceritakan banyak orang menampakkan dirinya di ruang tengah. Aku langsung mengontek rekanku yang berada di kamar sebelah.
"Joe ... apa kau melihatnya?" Dengan nada bergetar aku menanyakan itu pada rekanku.
"Ya. Mereka benar-benar ada."
"Apa aku keluar saja untuk menemui mereka?"
"Jangan Mira ...!"
"Kenapa?"
"Aku takut terjadi apa-apa. Sebaiknya kita di sini saja. Rekaman ini cukup memberi bukti bahwa mereka memang ada."
Aku tidak menjawab apa-apa.
Tiba-tiba, layar monitorku berubah, setelah padam tak terlalu lama. Apa yang terekam selanjutnya ...?
Sebuah kejadian yang tidak pernah kami sangka.
"Joe ... apa monitormu juga berubah?"
"Ya!" terdengar getaran suara Joe dari ponselku yang menghubungkan kami.
Mataku tak lepas melihat apa yang terekam di layar monitor. Di sana memerlihatkan seseorang yang datang tengah malam dengan membawa sebilah parang. Aku terdiam dalam keadaan tegang.
Orang itu mengetuk pintu rumah beberapa kali, sebelum seorang wanita yang terbalut gaun tidur itu membuka pintu. Ketika pintu dibuka, orang yang menutupi mulutnya menggunakan masker itu langsung membacok wajah wanita tersebut secara membabi buta. Aku tersentak melihatnya, ditambah jeritan sang wanita itu yang terdengar amat pilu.
Tidak lama setelah itu, kedua anak kecil berlari ke arah tempat di mana si wanit a terbaring dengan wajah be darah-darah. Kedua bocah itu langsung histeris melihat wanita tersebut. Dugaanku, wanita tersebut adalah ibu dari mereka.
Tiba-tiba, detak jantungku semakin cepat melihat orang itu menyerang kedua bocah kecil itu. Secara keji ia membacok wajah mereka satu per satu hingga keduanya jatuh dan tewas dengan muka hancur bersama ibu mereka yang sudah mati lebih dulu.
Aku tak tahu harus berkata apa saat itu. Bibirku keluh. Aku terbelenggu.
Monitorku tiba-tiba padam, lalu menyala lagi dan menampilkan suatu pertikaian--pertikaian antara suami-istri yang entah tengah meributkan apa, aku tidak bisa mengetahui detilnya, karena monitorku tak menangkap suara apa-apa. Dari gambarannya, mereka tengah bertikai hebat akibat suatu permasalahan atau selisih paham. Itu hanya perkiraanku saja. Di akhir rekaman, nampak wanita tersebut menunjuk-nunjuk si lelaki, sepertinya ia mengusir laki-laki itu agar segera angkat kaki.
Laki-laki itupun pergi, diiringi tangis kedua bocah yang awalnya hanya diam melihat gelagat laki-laki dan perempuan itu. Lagi-lagi monitorku mati, dan kali ini tidak mau menyala meski sudah diotak-atik. Tiba-tiba bulu kudukku berdiri, aku merasa ada yang berdiri di sebelah. Benar saja! Sosok wanita dan dua bocah menampakkan wujud mereka di depan mata. Memang benar seperti diceritakan orang-orang. Wajah mereka hancur dan berdarah-darah. Spontan saja aku ke luar kamar tersebut dan teryata, Joe juga megalami nasib sama, sosok itu juga muncul di kamarnya.
"Kita pergi saja! Sepertinya mereka tak suka akan keberadaan kita," dengan napas tersenggal Joe menarik tanganku, agar segera meninggalkan rumah itu.
***
'Gobin Alfirando', nama itu aku tulis di mesin pencarian Internet. Nama itu aku dapat tepat di atas pintu rumah berhantu yang kami datangi beberapa waktu lalu. Setelah membuka beberapa laman, aku dikejutkan dengan kebenaran tentang peristiwa pada 1985. Di laman itu menuliskan bahwa, keluarga Gobin dibunuh secara keji, saat Gobin bekerja ke luar kota. Kedua anak dan istrinya dinyatakan tewas mengenaskan. Wajah mereka hancur setelah mendapat hantaman benda tajam.
Akan tetapi, polisi tidak bisa mengungkap pelaku pembunuhan itu. Sementara Gobin tak pernah mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap tuntas terkait kasus yang menimpa keluarganya itu, dan Gobin juga memilih untuk tidak tinggal lagi di sana, begitulah yang tertulis pada laman tersebut yang menampilkan foto keluarga Gobin yang sama persis seperti yang terpajang di ruang tengah rumah berhantu yang kami kunjungi pekan lalu.
Aku mulai mendapat kebenaran, bahwa kematian yang tak wajar itulah yang membuat rumah tersebut berhantu, dan arwah-arwah itu bergentayang karena pembunuh mereka tidak terungkap. Sampai saat ini, kasus pembunuhan keluarga Gobin belum terungkap. Sementara Gobin, telah tutup usia pada tahun 1987.
Tidak ada yang bisa kuperbuat setelah mengetahui kebenaran akan rumah tersebut. Hanya rumah berhantu itulah yang tahu segalanya. Karena rumah itulah saksi bisu misteri pembunuhan keluarga Gobin.
Selesai.


Demikianlah Artikel Misteri Rumah Gobin

Sekianlah artikel Misteri Rumah Gobin kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Misteri Rumah Gobin dengan alamat link https://ceritahororhantuseram.blogspot.com/2017/06/misteri-rumah-gobin.html